Catatan 4 Tahun Perjalanan OVO Akselerasi Pembayaran Digital di Indonesia

Catatan 4 Tahun Perjalanan OVO Akselerasi Pembayaran Digital di Indonesia - Hallo sahabat mixnews, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Catatan 4 Tahun Perjalanan OVO Akselerasi Pembayaran Digital di Indonesia, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Info Teknologi, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Catatan 4 Tahun Perjalanan OVO Akselerasi Pembayaran Digital di Indonesia
link : Catatan 4 Tahun Perjalanan OVO Akselerasi Pembayaran Digital di Indonesia

Baca juga


Catatan 4 Tahun Perjalanan OVO Akselerasi Pembayaran Digital di Indonesia

ovo smartcube

Jakarta, Gizmologi – Selama 4 tahun terakhir, sektor teknologi finansial atau lebih dikenal fintech berkembang dengan sangat pesat di Indonesia. Kita mungkin tak membayangkan sebelumnya, kalau sekarang membayar makanan di warung pinggir cukup dengan memakai ponsel. Buka OVO atau aplikasi dompet digital lainnya, kemudian scan dengan QR Code, beres.

Sebegitu mudahnya bertransaksi, sehingga sekarang masyarakat lebih takut ketinggalan smartphone dibanding ketinggalan dompet. Terlebih di masa pandemi, di mana masyarakat disarankan untuk mengurangi kontak fisik saat bertransaksi, semakin meningkatkan penggunaan uang elektronik.

Hal ini terlihat dari laporan Bank Indonesia (BI) yang menyebutkan bahwa sepanjang Agustus 2021 saja, nilai transaksi uang elektronik mengalami peningkatan sebesar 43,66 persen secara tahunan atau year-on-year (YoY) menjadi Rp24,8 triliun.

Baca juga: Kominfo Dorong Ekspansi Fintech Jadi Penggerak Ekonomi Digital Indonesia

Gubernur BI, Perry Warjiyo mengatakan, integrasi ekosistem Ekonomi Keuangan Digital (EKD) membuat transaksi ekonomi dan keuangan digital pada Agustus 2021 terus meningkat. Hal ini sejalan dengan akseptasi dan preferensi masyarakat untuk berbelanja daring, perluasan pembayaran digital dan akselerasi digital banking. “Perluasan merchant QRIS berlanjut, pada pertengahan September 2021 mencapai 10,4 juta merchant, atau tumbuh 120,22 persen YoY,” ujar Perry mengutip laman resmi Bank Indonesia.

Lahirnya Platform Keuangan Digital OVO

OVO platform pembayaran digitalPesatnya fintech di Indonesia tak lepas dari peran pemerintah yang menerbitkan sejumlah regulasi untuk mendukung transformasi digital. Salah satunya adalah mengenai E-wallet (Dompet Elektronik) yang diatur dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 18/40/PBI/2016 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Pemrosesan Transaksi Pembayaran.

Regulasi ini yang kemudian memicu tumbuhnya sejumlah perusahaan fintech di Indonesia, salah satunya adalah OVO yang bernaung di bawah bendera PT Visionet Internasional. Menarik untuk mencermati perkembangan OVO yang kini juga telah menginjak usia 4 tahun.

Berdasarkan penelusuran kami, perjalanan OVO sebenarnya dimulai pada 2016, berawal dari pilot project di wilayah Karawaci yang merupakan bagian dari Lippo Group. Mereka kemudian mendapat izin untuk beroperasi sebagai perusahaan fintech di seluruh Indonesia pada 25 September 2017.

Tak butuh waktu lama, hanya 2 tahun setelah didirikan, OVO pada Oktober 2019 dinobatkan sebagai fintech pertama dan startup kelima di Indonesia yang meraih status unicorn. Firma analis perusahaan CB Insight pada waktu itu menaksir perusahaan ini memiliki valuasi sebesar 2,9 miliar dollar AS atau sekitar Rp 41 triliun.

Dari awalnya hanya sebagai layanan dompet digital untuk pembayaran merchant, kini OVO telah mendukung transformasi pembayaran digital yang komprehensif. Menjadi penghubung bagi beragam layanan keuangan dari berbagai bidang, baik transaksi online maupun offline.

OVO kini telah merangkul lebih dari 1 juta merchant QRIS di 430+ kota dan kabupaten. Tak hanya sekadar menjadi penghubung transaksi digital seperti transportasi, pemesanan makanan, dan belanja online, tetapi layanan OVO sekarang telah berkembang mencakup investasi, asuransi hingga pinjaman.

Karaniya Dharmasaputra, Presiden Direktur OVO, mengatakan bahwa sejak awal, perusahaan mengadopsi prinsip open ecosystem dan model terintegrasi untuk menciptakan lanskap pembayaran digital dan layanan keuangan yang inklusif. Hal ini menjadi bagian terpenting dari transformasi pembayaran digital yang dijalankan oleh OVO, sehingga mampu membuka akses luas bagi seluruh masyarakat Indonesia untuk berbagai penggunaan, diimbangi dengan kemudahan dan keamanan akses dalam bertransaksi digital.

“Selama 4 tahun perjalanannya, kehadiran transformasi pembayaran digital OVO menjadi penghubung bagi beragam layanan keuangan yang komprehensif dan multi bidang, baik transaksi online maupun offline. Tidak hanya menjadi penghubung transaksi digital seperti transportasi, pemesanan makanan, dan belanja online, tetapi layanan OVO saat ini telah berkembang mencakup asuransi, investasi hingga pinjaman,” ujar Karaniya, saat jumpa pers virtual akhir September lalu.

Hadirkan Layanan Keuangan Digital Inklusif

Sementara itu Harumi Supit, Head of Corporate Communications OVO, mengatakan bahwa perusahaan berkomitmen untuk terus menjawab kebutuhan pengguna. Saat ini layanan tersebut berkembang ke layanan keuangan yang lebih luas untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia.

Tak hanya pembayaran digital yang menjadi fokusnya. Tetapi juga khususnya ingin menjangkau masyarakat yang sebagian besar masih underbanked (belum secara maksimal menggunakan layanan keuangan) dan unbanked (belum tersentuh layanan keuangan).

“Berbagai data juga menunjukkan fakta menarik bahwa ternyata aplikasi pembayaran digital bisa menyediakan pondasi kuat dan lengkap bagi masyarakat, sehingga menjadi one stop solution yang mudah, cepat, aman dan nyaman untuk digunakan, tidak perlu lagi berpindah aplikasi untuk mendapatkan berbagai layanan keuangan yang beragam,” ujar Harumi (12/10).

Untuk layanan investasi, OVO bekerja sama dengan Bareksa, Manulife Aset Manajemen Indonesia, dan Syailendra Capital, mitra platform investasi ternama di Indonesia. Kerjasama ini merupakan terobosan di layanan keuangan dimana terjadi sebuah integrasi menyeluruh antara platform pembayaran digital dan investasi berbasis digital.

Layanan investasi yang hadir di aplikasi OVO melalui OVO | Invest memberikan pilihan produk reksadana pasar uang, baik yang berbasis konvensional maupun syariah. Para investor dapat berinvestasi mulai dari Rp10.000,- dan mencairkan dananya ke OVO Cash secara langsung.

Sejak layanan investasi OVO | Invest diperkenalkan kepada masyarakat di pertengahan semester 1 2021, OVO mencatat setidaknya 6 dari 10 pengguna pembayaran digital mengaku familiar dengan layanan investasi di aplikasi OVO tersebut. Bahkan 44 persen diantaranya menggunakan layanan tersebut. Selain itu, lebih dari 450.000 calon investor mendaftar di OVO | Invest hanya dalam 3 bulan pertama sejak peluncuran.

Sementara untuk layanan asuransi, OVO hadir dengan OVO | Proteksi, dimana OVO meluncurkan produk PRUTect Care – Hospital Cash, produk asuransi jiwa Syariah berbasis digital yang terjangkau bagi masyarakat Indonesia, yang merupakan hasil kolaborasi dengan Prudential Indonesia melalui pialang asuransi digital berlisensi penuh, PT Salvus Inti. OVO juga menghadirkan beberapa layanan asuransi lainnya, seperti asuransi layar smartphone, sepeda, motor dan mobil, dimana kesemuanya juga merupakan hasil kolaborasi dengan berbagai pihak yang tentunya sudah memiliki reputasi yang tidak diragukan lagi.

Sebagai upaya mendukung UMKM, dimana jumlah pelakunya mencapai 64,2 juta dengan daya serap hingga 97 persen tenaga kerja dunia usaha di Indonesia,[2]  dengan layanan OVO | Modal Usaha yang dihadirkan melalui Taralite, bagian dari Grup OVO, OVO juga membuka akses permodalan kepada UMKM di Indonesia di tengah pandemi COVID-19 agar tetap bertahan dan bahkan maju. Karena tidak dapat dipungkiri bahwa lebih dari 70 persen pelaku UMKM tidak dapat mengakses pinjaman modal yang penting untuk menjaga kelangsungan usaha dan selanjutnya berekspansi.[3]

“Dengan hadirnya berbagai layanan keuangan yang ditawarkan OVO, kami berharap dapat mengatasi kesenjangan pada ekosistem keuangan di Indonesia, sehingga populasi masyarakat underbanked dan unbanked berkurang. Kedepannya, kami terus berupaya untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang terus berkembang demi mencapai literasi dan inklusi keuangan yang lebih jauh lebih baik,” tutup Harumi



from Gizmologi https://ift.tt/3lJ6XGZ
via IFTTT


Demikianlah Artikel Catatan 4 Tahun Perjalanan OVO Akselerasi Pembayaran Digital di Indonesia

Sekianlah artikel Catatan 4 Tahun Perjalanan OVO Akselerasi Pembayaran Digital di Indonesia kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Catatan 4 Tahun Perjalanan OVO Akselerasi Pembayaran Digital di Indonesia dengan alamat link https://mixnews-kz.blogspot.com/2021/10/catatan-4-tahun-perjalanan-ovo.html

0 Response to "Catatan 4 Tahun Perjalanan OVO Akselerasi Pembayaran Digital di Indonesia"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel