Lika-liku Revolt Industry, Angkat Jenama Lokal Manfaatkan Platform Digital
Judul : Lika-liku Revolt Industry, Angkat Jenama Lokal Manfaatkan Platform Digital
link : Lika-liku Revolt Industry, Angkat Jenama Lokal Manfaatkan Platform Digital
Lika-liku Revolt Industry, Angkat Jenama Lokal Manfaatkan Platform Digital

Surabaya, Gizmologi – Bagi penggemar fesyen dan aksesori lokal, nama Revolt Industry sudah menjadi jaminan kualitas produk. Berbasis di Surabaya, Revolt Industry adalah sekelompok pemuda dan pengrajin Indonesia yang menyediakan barang-barang kulit buatan tangan yang dirancang khusus.
Baca juga: Tokopedia NOW! Hadir di Jakarta, Pesan Kebutuhan Pokok Sampai dalam Dua Jam
UMKM Surabaya ini digawangi oleh lima anak muda pada pertengahan tahun 2014, salah satunya Agung Dwi Kurnianto (31). Setelah lulus kuliah, Agung dan rekan-rekannya memulai bisnis kerajinan kulit seperti dompet dan tas dari garasi kecil. “Bermodal nekat, kami berlima autodidak belajar menjahit, me-manage tim, bisnis dan keuangan. Semua dari internet,” jelas Agung.
Mereka berkomitmen untuk mengekspresikan keberanian dan gagasan progresif melalui semua barang dan kampanye kulit buatan tangan. Barang-barang kulit besutannya dibeli tidak hanya untuk kualitas produk, tetapi juga untuk nilai barang yang diperjuangkan.
Jatuh Bangun Usaha Revolt Industry

Menurut Agung, Revolt bisa diartikan perjuangan, perlawanan atau pemberontakan untuk bangkit. Sedangkan kata Industry melambangkan sesuatu yang terus bergerak. “Bisnis kami adalah perjuangan tanpa henti untuk mengangkat produk lokal agar kita bisa bangkit bersama karena UMKM lokal adalah penggerak ekonomi nasional,” tambah Agung.
Revolt Industry pertama kali memasarkan produk lewat sebuah event di Surabaya. Penjualan mereka meledak usai mengikuti event tersebut, namun di akhir tahun 2014, tempat usaha mereka ludes terbakar dalam 15 menit. “Akhirnya kami mulai lagi dari nol, bahkan dapat dibilang minus. Langkah awal dengan sewa kontrakan. Sempat mengalami kebanjiran, perampokan dan masih banyak tantangan lain, tetapi selama masih ada harapan, kami tetap melanjutkan perjuangan,” ujar Agung.
Kini Revolt Industry mampu mempekerjakan 40 karyawan. Pandemi kemudian menjadi pukulan tersendiri. Omzet me reka anjlok hingga 80%.“Kami memutar otak agar minimal biaya operasional bisa ter-cover dan pengurangan karyawan tidak perlu dilakukan. Pertahanan paling baik adalah dengan menyerang,” ujar Agung.
Inovasi desain dan manfaatkan platform digital
Revolt Industry akhirnya menyerang dengan membuka gallery store pertama selama tujuh tahun dan dengan terus berinovasi melalui desain produk, mental manusia-manusia di dalamnya hingga kampanye. Misalnya ‘Play Role Campaign’ untuk mengajak masyarakat membantu pemulihan ekonomi yang terdampak pandemi dengan memakai produk lokal – namun tidak mengambil untung.
“Yang terpenting adalah bagaimana kita menyikapi, tidak melulu menyalahkan keadaan, tapi apa yang dapat kita lakukan untuk diri sendiri maupun sekitar. 10% hasil penjualan kami donasikan ke yayasan dan turut serta dalam aksi di Surabaya dan sekitarnya untuk membantu masyarakat yang kelaparan,” tambah Agung.
Platform digital seperti Tokopedia menjadi harapan Revolt Industry untuk bertahan terutama selama pandemi. Tokopedia, menurut Agung, sangat memudahkan dirinya untuk mengelola bisnis Revolt Industry. “Hanya dari depan laptop, kita bisa mendekorasi toko, mengatur buka tutup toko, stok, hingga menganalisis pasar,” pungkasnya.
from Gizmologi https://ift.tt/3DwVMqr
via IFTTT
Demikianlah Artikel Lika-liku Revolt Industry, Angkat Jenama Lokal Manfaatkan Platform Digital
Anda sekarang membaca artikel Lika-liku Revolt Industry, Angkat Jenama Lokal Manfaatkan Platform Digital dengan alamat link https://mixnews-kz.blogspot.com/2021/12/lika-liku-revolt-industry-angkat-jenama.html
0 Response to "Lika-liku Revolt Industry, Angkat Jenama Lokal Manfaatkan Platform Digital"
Post a Comment